NINA DAN
DEDI
Liburan seminggu ini nina ingin
kerumah kakek. Karena supir dirumahnya sedang sakit, nina terpaksa nyetir
sendiri. Diperjalanan menuju rumah kakek nina melihat nenek-nenek berjalan kaki
sendirian. Karna kasihan, nina pun mengantar nenek itu kerumahnya. Awalnya
nenek itu menolak, akan tetapi si nenek akhirnya luluh karna rayuan nina. “nek,
rumah nenek dimana?” Tanya nina dengan sopan. Nenek itu tak menjawab pertnyaan
nina, dan nina pun bertanya kembali dengan suara agak keras. Nenekpun
menjawabnya “rumah nenek di ujung desa cuu”. Didalam hati nina bergumam
“ternyata pendengaran nenek ini sedikit terganggu”. Nina bertanya kembali
“nenek tinggal dengan siapa?”hening sejenak, mata nenek berair dan kemudian meneteskan
butiran-butiran bening. Meliahat nenek menangis nina jadi merasa bersalah “nina
salah ngomong ya nek? Aduh maafin nina ya nek nina gak bermaksud membuat nenek
sedih”. “tak apa-apa cu, nenek tinggal
dengan cucu nenek tapi sekarang dia dikota untuk kuliah cu. Nenek hanya
kepikiran saja dengan cucu nekek karena dia sudah 3 bulan tak pulang. Biasanya
dia pulang sebulan sekali, atau gak dia akan beri tahu nenek kalau dia tak bias
pulang lewat HP pak RT. Tadi nenek menemui pak RT, dan beliau bilang kalo
santoso tak ada menelfon” jawab nenek panjang lebar sambil menangis. Nina mengambil
sesuatu dalam tas dan menyodorkannya kepada nenek itu. “nek, ini HP saya. Pake
aja untuk menghubungi cucu nenek ”. “cu, nenek tak bisa menggunakannya. Santoso
juga pernah berpesan tak usah nelfon dia, biar dia saja yang nelfon karna dia
pakai HP temannya .” Karna keasikan ngobrol
sekarang nina hampir sampai di rumah nenek, “nah belok kiri dan di ujung
rumah nenek cu”.
Sampai di rumah nenek, Nina pun
ikut turun bersama nenek. Didalam rumah nenek ada sesosok pria yang lagi duduk
sambil baca baca novel karangan nina. Ya nina memang seorang penulis. Seketika
itu juga nenek teriak histeris “SANTOOOOOOO. Kapan kamu datang cu?”. “ooo itu
yang namanya santoso yang diceritakan nenek tadi ”kata nina dalam hati sambil
menangguk. “iya nek ini santo, maaf ya nek santo tak ada ngasih kabar. Santo
lagi sibuk dan tak sempat pulang juga”.
“nenek kangen sekali sama kamu cu”, mereka berpelukan “iya nek santo
juga kangennn”. Kening nina berkerut. Dia merasa kalau wajah santo itu tak
asing lagi baginya. Nina berusaha mengingat-ingatnya. Beberapa menit kemudian, Oh
tidak ternya santoso cucu nenek itu
adalah dedi santoso anak teknik yang nina kagumi dari dulu. Nina tidak
menyangka bisa bertemu dengan orang yang di kaguminya dari dulu, dan yang lebih
tidak menyangkanya lagi dedi alias ‘santoso’ itu suka baca novel karangan nina.
“mbak,, mbak.. mbakk,??”.berkali-kali dipanggil santoso nina tak menyahut.
Nenek heran padahal tadi nina baik-baik saja “apa dia kesambet setan ?” kata
nenek dalam hati. santo menggoyang-goyangkan bahu nina dan nina pun kaget.
Spontan nina berkata “dedi”. Mbak kenal dengan saya? Nina pun menangguk “iya
saya kenal kamu”. Dedi alias ‘santo’pun masih bingung, karena dia tidak kenal
dengan mbak-mbak yang mengantar neneknya itu. Tapi dia merasa tak asing lagi
dengan wajah mbak-mbak yang mengenalinya tersebut. “jadi kalian saling kenal?”
kata nenek sambil senyam senyum. “iya nek dia kenal santo, maaf mbak apa kita
udah pernah ketemu? Kayaknya wajah mbak itu gak asing lagi buat saya.” Nina
salah tingkah dan gugup“mmm,, saya nina anak manajement”. Ketika mendengar nama
nina, santo langsung mengambil novelnya dan melihat biografi penulis dihalaman
belakang buku. “kamu NINA DWI KUSUMA?anak tunggal dari ardiansyah kusuma, yang
novel-novelnya selalu best seller, lahir dijakarta 24 juli 1988, hobby
bernyanyi, dan juga salah satu penyiar di radio swasta di Jakarta.? Ya tuhan
saya bertemu dengan seorang inspirator saya slama ini”. perkataan
dedi barusan, nina tak percaya dedi tahu semua tentangnya. “iya benar
sekali, kamu DEDI SANTOSO anak teknik yang IP nya selalu tinggi dan dapat bea siswa,
trus lahir di bogor 27 mei 1987. Yang hobby nya makan yang pedas-pedas, trus
pandai main berbagai jenis alat music. Iya kan itu kamu?” . dedi tercengang dan
tidak percaya, ternyata inspiratornya itu juga tahu semua tentangnya, tanpa di
sengaja novel yang sedang dipegang dedi terjatuh dari genggamannya. Dari dalam
novel itu, ada sebuah kertas, di kertas itu ada sebuah tulisan yang bertuliskan
“I
LOVE U my inspirator. Aku ingin kamu jadi bunda dari anak-anakku nanti dan mau
menyayangi nenekku(NDK).”.. setelah membaca tulisan itu nina melihat sebalik kertas itu. Dan
ternyata itu bukan kertas tulisan biasa, melainkan sebuah foto yang sangat
berharga bagi dedi. Nina langsung kaget Ketika melihat wajah yang ada di foto
itu. Seketika itu juga nina mengeluarkan selembar foto dari dalam tasnya dan
memperlihatkannya kepada dedi. Tanpa berfikir panjang dedi mengambil foto itu,
awalnya dia hanya melihat wajahnya dikertas itu, dia tak begitu waw karena memang banyak wanita yang
menyimpan fotonya. Dedi melihat kesebalik foto itu dan dia menemukan sebuah
tulisan : tiada yang lain selain kamu
dedi, hanya kamu J. Setelah membacanya dedi langsung menatap nina, dan nina pun
menatap dedi. Mata mereka saling bertemu, tak ada suara terdengar. Selang
beberapa menit Sebuah bunyian memecahkan keheningan saat itu, bunyian itu
berasal dari tas nina dan ternyata hp nina berbunyi. Nina mengangkat telfon
itu. Terdengar suara dari seberang : haloo sayang kamu dimana? Kakek udah
nunggu dari tadi nih. Nina menjawab
“Halo? Iya kek, Nina sekarang
sudah hampir sampai kok, sekitar 5 menitan nina sampai . kakek tunggu saja“.
Nina langsung pamit kepada nenek dan dedi, karena ia telah ditunggu kakeknya.
***
Nina belum mematikan mesin mobilnya, kakek
langsung keluar dari rumah. “Nina kenapa baru sampai sekarang? Kakek sudah
menunggu dari tadi.’’ Nina turun dari mobil dan langsung memeluk sang kakek.
“iya kek maafin nina kek, tadi nina mampir dulu kerumah teman.” Setelah lama
berbincang dengan kakek, nina meminta izin kepada kakek untuk beristirahat.
Ketika nina tidur, dengan bantuan si pembantu kakek mempersiapkan segala hal
yang akan dibutuhkan cucunya selama liburan dirumahnya agar tidak bosan. Tak
terasa liburan nina berakhir. Nina sangat menikmati liburannya yang singkat itu.
Kakek tak membiarkan cucu kesayangannya pulang sendiri, dia mencarikan supir
untuk nina. Nina banyak dapat inspirasi dirumah kakek untuk novelnya, dan dia
mulai mengarangnya. Di novelnya kali ini nina menceritakan pengalaman
liburannya. 65% real dan 45% fiksi. Judul novelnya adalah “aku bertemu denganmu”. nina senyum-senyum sendiri ketika mengarang
novelnya. Mungkin karena itu pengalaman pribadinya jadi nina cepat dan lancer
mengarangnya.
Beberapa bulan setelah itu akhirnya nina
menyelesaikan novelnya. Di kampus nina sudah akrab dengan dedi, bahkan mereka
selalu keliatan bersama setiap hari. Sebelum menyerahkan novelnya ke penerbit, Nina
melihatkan novel yang baru dikarangnya kepada dedi. Kemudian dedi membacanya.
Dedi senyum – senyum sendiri membaca novel itu. Nina meminta komentar dari
dedi, “semoga aja novel ini bisa terbit, best seller seperti novel – novel kamu
yang lain, dan cerita ini bisa menjadi kenyataan”. Nina tersenyum “kamu beneran
yankin cerita ini bakalan bisa jadi kenyataan?”. “why not?”. Nina sangat
senang, tanpa sadar nina memeluk dedi. Beberapa nina tersadar “eh maaf”. Dengan
gugup dedi menjawab “gapapa kok”.
***
Sekarang nina dan dedi telah menjadi pasangan
kekasih. Mereka sangat bahagia dengan hubungan mereka sekarang. Novel nina
telah terbit dan dedi orang pertama yang membeli novel itu. Suatu ketika nina
dan dedi janjian di tempat biasa. Nina telah datang 5 menit lebih cepat dari
yang di janjikan dengan dedi karna nina ingin memberi kejutan kepada dedi.
Berhubung hari ini adalah hari jadi mereka 1 tahun, nina berusaha membuat
surprise yang WAW untuk dedi. Dedi pun begitu, dia ingin menyenangi hati nina.
Dedi kaget, Karna terlalu lama mempersiapkan surprisenya. Itu artinya dia
telat. Buru – buru dedi siap – siap untuk berangkat.
Di sana nina telah lama menunggu dedi. Yang
tadinya sangat semangat dan ceria, lambat – lambat berubah menjadi bosan, kesal
dan sedikit marah. Berjam – jam nina menunggu dedi juga belum datang. Karna
sudah lapar, ninapun memesan makanan. Nina makan sendirian, padahal nina dari
tadi siang udah ngebayangin kencan spesialnya dengan dedi.
Dedi sangat panik karna ia merasa nina bakalan
marah besar padanya. Karna gak ingin mengecewakan nina, dedipun ngebut dijalan
agar bisa lebih cepat sampai. Namun tuhan berkehendak lain. Kecelakaan itu tak
dapat di elakkan.
Ketika sedang ingin minum, gelas nina pecah
karna tersenggol oleh tangan nina. Nina kaget dan merasa gelisa teringan dedi.
“ya tuhan kenapa dengan dedi? Kenapa perasaanku tidak enak?”. Kringg ,,,,, hp
nina berbunyi, nina mengakat telfon dari dedi. “halo sayang, kamu dimana? Aku
dari tadi disini”. “maaf nina ini bani teman dedi, sekarang dedi lagi dirumah
sakit sebaiknya kamu sekarang kesini ya”.
Sampai dirumah sakit nina langsung nemuju
tempat dedi dirawat. Nina melihat bani dan beberapa temanya yang lain sedang
menunggu. “gimana keadaan dedi ban?”. “gak tau nin, dokternya belum keluar dari
tadi” kata bani. “trus lo udah hubungi neneknya?”. “udah, sekarang neneknya
diperjalanan”.
Dokter keluar dari ruangan dimana dedi di
rawat. “gimana keadaan pacar saya dok?” Tanya nina dengan penasaran. Dokter
diam dan terlihat mukanya sedikit kecewa. “jawab dok, pacar saya baik – baik
aja kan dok, ayo dok katakan”. “maaf, kami sudah berusaha, sekarang keadaan
pasien sangat lemah dan masih kritis” jawab dokter. “boleh dok sekarang saya
melihat keadaannya?”. “oh ya silahkan tapi jangan rame – rame dan jangan
berisik”. Tanpa menjawab perkataan dokter, nina langsung masuk melihat keadaan
dedi.
Nenek dedi baru sampai, nina langsung memeluk
nenek dan menangis sejadi – jadinya. “santo nek, dia belum sadar dari tadi”.
“sabar cu, nenek juga gamau kehilangan cucu nenek satu - satunya”. “nina, nina,
nina” dedi mengigau memanggil nama nina. “iya sayang aku disini”. Dedi berusaha
membuka matanya. Nina memeluk dedi “kamu harus sembuh sayang”. “cuuu kamu sudah
siuman?”. Dedi hanya tersenyum. Itu adalah senyum terakhir dedi, dan tidak lama
setelah itu dedi menutup mata untuk selama – lamanya.
***
Setelah acara pemakaman dedi selesai, nina
masih di kuburan dedi. “ini punya dedi, gw gak tau itu apa. Gw nemuin itu di
tempat kejadian itu” nina belum menjawab, bani pergi dan meninggalkan nina
begitu saja. Nina membuka pemberian bani. “Cincin? Ya tuhan, kamu mau ngelamar
aku? Tapi kenapa kamu ninggalin aku?”.
Ternyata dedi merencanakan masa depannya bersama nina. Dia
juga sudah merancang undang dan WO untuk penikahan mereka. Nina mengetahui itu
dari nenek dan bani.
“sayang, semoga kamu senang dialam sana. Aku
disini akan selalu mendoakan mu ” J